Anoreksia
Nervosa
Definisi
Anoreksia Nervosa Gangguan yang dikarakteristikan oleh badan kurus yang
terjadi sebagai akibat dari kelaparan yang ditimbulkan sendiri
(Askep pada klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan.2004.hal 63)
Anoreksia Nervosa merupakan keadaan psiokofisiologik, yang biasanya
terlihat pada wanita, dicirikan oleh penolakan untuk mempertahankan berat badan
normal, rasa takut menjadi gemuk, gangguan citra tubuh, dan amenore
(Dorland.hal
60)
Bulimia Nervosa Gangguan makan yang dikarakteristikan oleh kelebihan makan
yang sangat dan menggunakan laktasif, diuretik, dan muntah yang dirangsang
sendiri untuk membersihkan saluran khusus terhadap makanan (sindrom
binge-turge)
(Askep pada klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan.2004.hal 63)
Bulimia Nervosa Gangguan mental yang mengenai perempuan remaja dan wanita
muda, dicirikan oleh pesta makan yang disellingi dengan makan biasa atau puasa,
namun tanpa kehilangan berat badan yang ekstrem
(Dorland.hal 169)
Etiologi
Penyebab
pasti anoreksia maupun bulimia tidak diketahui. Sama seperti gangguan mental
lain, ada banyak faktor yang mungkin memainkan peran terjadinya gangguan makan,
seperti gen, kebiasaan tertentu, gangguan psikologis serta pengaruh keluarga
dan lingkungan:
·
Biologis. Gen mungkin membuat beberapa orang lebih
rentan mengalami gangguan makan. Mereka dengan hubungan keluarga tingkat
pertama saudara atau orang tua yang mengalami gangguan makan dapat mungkin
mengalaminya juga. Hal lain yang juga memungkinkan adalah kurangnya zat kimia
di dalam otak serotonin memainkan peran di sini.
·
Kebiasaan tertentu, seperti diet atau berolahraga
secara berlebihan dapat berkontribusi mengalami bulimia. Sebagai contoh, diet
adalah faktor primer sebagai pemicunya.
·
Kesehatan emosional. Mereka dengan gangguan makan
mungkin memiliki masalah emosional yang berkontribusi pada masalah ini. Mereka
yang memiliki kepercayaan diri rendah, perfeksionis, impulsive, sulit mengatur
kemarahan, konflik dalam keluarga dan masalah dalam hubungan menjadi rentan
mengalami masalah ini.
·
Lingkungan. Kultur budaya barat sering menghubungkan
kesuksesan dengan tubuh yang kurus, Hal ini juga di dukung dengan adanya
anggapan tersebut yang berkembang pada teman sebaya dan media massa. Hal ini
rentan terjadi khususnya pada gadis berusia muda.
(http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengan-kelainan-makan.html)
Tanda dan gejala
1.
Penurunan berat badan
2.
Amenore sekunder
3.
Bradikardi
4.
Suhu tubuh rendah
5.
Penurunan TD
6.
Intoleran terhadap dingin
7.
Kulit kering dan turgor buruk
8.
Kuku rapuh
9.
Rambut lanugo
10. Penurunan
nafsu makan
11. Atropi
payudara
12. Penurunan
rambut aksila dan pubis
13. Gangguan
tidur
14. Konstipasi
15. Peningkatan
kerentanan terhadap infeksi
(Askep pada klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan.2004.hal 64)
Patofisiologi
Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat
perhatian atas pertambahan berat badan
mereka. Terjadi perubahan fisiologis tubuh yang kadangkala mengganggu.
Biasanya, hal ini lebih sering dialami oleh remaja putri daripada remaja pria.
Bagi remaja putri, mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga
mereka akan mudah untuk gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori
tinggi. Kalau dulu makan apapun tidak berefek bagi berat badan, tapi setelah
masa pubertas (biasanya ditandai dengan menstruasi), baru makan coklat dua
potong, kok beratnya sudah tambah 1 kg. Pada kenyataannya kebanyakan wanita
ingin terlihat langsing dan kurus karena mereka beranggapan bahwa menjadi kurus
akan membuat mereka bahagia, sukses dan populer. Apalagi kalau melihat ‘body’
para selebritis yang langsing (sebenarnya lebih tepat dikatakan kurus-ceking-
tiada berisi) sehingga kalau pakai baju model apapun terlihat pas dan pantas
dipakai. Sementara kalau tubuh kita gendut, pakai baju apapun rasanya seperti
sedang memakai karung terigu. Akhirnya, lingkungan sekitar juga ikut
mempengaruhi. Semakin sering diledek ‘’gendut’’ maka dietnya semakin gencar.
Maka tidak mengherankan bila ketidakpuasan seseorang dengan tubuhnya akan
mengembangkan masalah pada gangguan makan.
Remaja dengan gangguan makan seperti di atas memiliki masalah dengan body
imagenya. Artinya, mereka sudah memiliki suatu mind set (pemikiran yang sudah
terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka mempersepsikan
tubuhnya gemuk, banyak lemak di sana sini, tidak seksi dan lain-lain yang
intinya tidak sedap untuk dipandang dan tidak semenarik tubuh orang lain.
Akibat pemikiran yang sudah terpatri ini, seorang remaja akan selalu melihat
tubuh mereka terkesan gemuk padahal kenyataannya justru berat badan mereka
semakin turun hingga akhirnya mereka menjadi sangat kurus. Mereka akan dihantui
perasaan bersalah manakala mereka makan banyak karena hal itu akan menyebabkan
berat badannya naik. Masalah “body” ini akhirnya menyebabkan remaja menjadi
tidak percaya diri dan sulit untuk menerima kondisi dirinya. Mereka beranggapan
bahwa kepercayaan diri akan tumbuh kalau mereka juga memiliki tubuh yang
sempurna (sempurna disini adalah ; kurus)
Komplikasi
1.
Kerusakan organ khususnya jantung, otak dan ginjal.
2.
Penurunan tekanan darah, nadi dan frekuensi nafas.
3.
Rambut rontok.
4.
Detak jantung yang tidak teratur.
5.
Osteoporosis.
6.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
7.
Kematian akibat kelaparan atau bunuh diri.
8.
Pembengkakan kelenjar
parotis dan kelenjar submaksilaris (sialadenosis).
9.
Muka tembem.
10. Tanda
Russel—pembentukan jaringan parut dan kalus pada buku-buku jari.
11. Erosi email
gigi.
12. Nyeri tekan
atau nyeri abdomen.
13. Esofagitis,
gastritis.
14. Gangguan
fungsi untuk bersekolah dan sosial karena terobsesi dengan makanan
Komplikasi
yang paling sering anoreksia adalah amenore dan kehilangan karakteristik seks sekunder
dengan penurunan kadar estrogen, yang akhirnya dapat menyebabkan osteoporosis.
Keropos
tulang dapat terjadi pada wanita muda setelah sependek periode sebagai 6 bulan penyakit.
Fraktur kompresi gejala dan kyphosis telah dilaporkan. Sembelit, intoleransi dingin
dan kegagalan untuk menggigil dalam dingin, bradikardia, hipotensi, ukuran
jantung decresed, darah perubahan electrocardiograpic, dan kelainan elektrolit,
dan kulit dengan lanugo (peningkatan jumlah rambut halus) yang umum. Kematian
mendadak yang tak terduga telah dilaporkan, sedangkan resiko untuk meningkatkan
berat badan turun menjadi kurang dari 35% sampai 40% dari berat ideal. Hal ini
diyakini bahwa kematian ini disebabkan oleh degenerasi miokard dan gagal jantung
dibanding disritmia
Pemeriksaan
Diagnostik
1.
JDL dengan diferensial; menentukan adanya leukopenia,
limpositosis, anemia.
2.
Pemeriksaan serum darah
3.
Hipoglikemia, hipokolesteremia, hipokalemia,
hiponatremia
4.
Penurunan kadar estrogen, peningkatan BUN
5.
Pemeriksaan urine: penurunan ketosteroid-17 urine,
terdapat keton
(Askep pada klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan.2004.hal 64)
Penatalaksanaan
Medis
1.
Penetapan beratnya gangguan nutrisi
2.
Bila hebat, pemberian makan melalui nasogastrik bila
klien menolak makanan
3.
Cairan parenteral dengan elektrolit/hiperalimentasi
untuk mengatasi dehidrasi atau malnutrisi
yang mengancam jiwa
4.
Terapi modifikasi perilaku
5.
Penimbangan setiap hari
6.
Rujukan pada psikoterapi dengan pendekatan terapi
keluarga untuk perawatan
(Askep pada klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan.2004.hal 65)
Asuhan Keperawatan
Klien dengan Anoreksia Nervosa
A. Pengkajian
Observasi/temuan
Riwayat
keluarga umum
·
Tingkat sosioekonomi kelas menengah sampai atas
·
Fisiologi konservasif, standar pribadi tinggi
·
Sering terganggu, hubungan menggairahkan dengan
kehangatan, namun ayah pasif
·
Sering merupakan hubungan tergantung dengan ibu yang
dominan, cemas, depresi kronis
·
Anggota keluarga sangat bersatu
·
Batasan pribadi tidak dihargai
·
Membaca pikiran umum
·
Adanya gangguan pada kemandirian klien
·
Ekspresi marah, ansietas, atau agretivitas terhambat
·
Tidak menyukai perdebatan
·
Menghargai kebersamaan
·
Loyalitas berlebihan
·
Memiliki standar tinggi
·
Mencari cinta dan persetujuan anorektik sehingga
menjadi perfeksionis, namun tidak dapat mencapainya, menimbulkan terjadinya
keluhan-keluhan
·
Klien menjadi fokus perhatian keluarga sehingga
menguatkan keinginan untuk menurunkan berat badan dan menghindari pola makan
yang buruk
Periode
prodroma
Ø Peningkatan
peka rangsang
Ø Ketidaknyamanan
abdominal
Ø Sakit kepala
Ø Hiperaktivitas
Ø Depresi
Ø Ansietas
Ø Menarik diri
dari kehidupan sosial
Ø Memiliki
tingkat harapan tinggi di sekolah dan melakukan olahraga energi tinggi atau
bekerja dengan stres tinggi
Ø Mengalami
kelebihan berat badan sebelumnya
(Askep pada klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan.2004.hal 63)
B. Analisa
data: Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan
laktasif, dan/atau penyimpangan persepsi tentang tubuh
2.
Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder)
yang berhubungan dengan diet
3.
Gangguan citra tubuh/harga diri berhubungan dengan
rasa takut yang tak wajar terhadap kegemukan
4.
Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan
dengan kondisi dan kurangnya ketrampilan koping
C. Intervensi
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri,
penyalahgunaan laktasif, dan/atau penyimpangan persepsi tentang tubuh
|
1. Izinkan
klien memilih makanan (makanan rendah kalori tidak diperbolehkan)
2. Berikan
makan sedikit dan makanan kecil tambahan yang tepat
3. Anjurkan
perawatan mulut yang sering
4. Dalam
kolaborasi dengan ahli diet, tentukan jumlah kalori yang diperlukan
|
1. Pasien
akan mencoba menghindari mengambil makanan bila tampak mengandumg banyak
kalori dan mau makan lama untuk menghindari makan
2. Dilatase
gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode puasa
3. Untuk
melembabkan selaput mukosa, mengurangi ketidaknyamanan dari mulut yang
kering, dan untuk mengurangi jumlah bakteri, meminimalkan risiko infeksi
jaringan
4. Untuk
memberikan nutrisi yang cukup dan berat badan realistis (berdasarkan struktur
dan tinggi badan)
|
2.
|
Potensial
terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan diet
|
1. Kaji dan dokumentasikan
kondisi dari turgor kulit dan semua perubahan pada integritas kulit
2. Anjurkan perawatan mulut yang
sering
3. Kaji dan dokumentasikan kelembaban dan warna dari
selaput mukosa oral
4. Pantau nilai-nilai laboratorium
serum, dan beritahu dokter jika terdapat
perubahan-perubahan yang nyata
|
1. Kondisi dari kulit memberikan
data yang berharga tentang hidrasi pasien
2. Untuk melembabkan selaput
mukosa, untuk mengurangi jumlah bakteri,
meminimalkan risiko infeksi jaringan
3. Selaput mukosa yang kering,
pucat, dapat merupakan petunjuk dari malnutrisi atau dehidrasi
4. Data-data laboratorium
memberikan ukuran yang objektif untuk mengevaluasi hidrasi yang cukup
|
3.
|
Gangguan
citra tubuh/harga diri berhubungan dengan rasa takut yang tak wajar terhadap
kegemukan
|
1. Berikan penguatan positif bagi pembuatan
keputusan-keputusan yang dibuat secara mandiri yang mempengaruhi kehidupan
pasien
2. Bantu untuk membuat persepsi yang
realistis dari citra tentang tubuh dan hubungan dengan makanan
3. Tingkatkan perasaan-perasasan kontrol
di dalam lingkungan melalui partisipasi dan pembuatan keputusan mandiri,
pasien untuk bisa belajar menerima diri sebagaimana adanya, termasuk
kelemahan dan kekuatan
4. Bantu pasien untuk menyadari bahwa
kesempurnaan adalah tidakrealistis, dan gali kebutuhan ini dengannya
|
1. Penguatan positif
meningkatkan harga diri dan dapat memberi dorongan kepada pasien untuk terus brfungsi
secara lebih mandiri
2. Pasien perlu
mengetahui bahwa persepsinya tentang citra tubuh adalah tidak sehat dan dapat
mengancam jiwa
3. Pasien harus mengerti
bahwa dia sanggup, individu yang memiliki otonomi dapat melakukan di luar
unit keluarga dan bahwa ia tidak diharapkan untuk menjadi seorang yang
sempurna
4. Saat pasien mulai
merasa lebih baik tentang diri dan mengidentifikasi sifat-sifat diri yang
positif, serta mengemban gkan kemampuan untuk menerima ketidaksempurnaan
pribadi tertentu.
|
4.
|
Kurang
pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya
ketrampilan koping
|
1. Kaji kebutuhan diet, jawab pertanyaan
sesuai indikasi. Dorong konsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan
adekuat
2. Dorong penggunaan teknik relaksasi dan
manajemen stress lain, misanya visualisasi, bimbingan imajinasi, umpan balik,
biologi
3. Bantu pengadaan program latihan yang
bijaksana. Pencegahan terhadap latihan berlebihan
|
1. Pasien/keluarga memerllukan
bantuan dalam perencanaan untuk cara makan baru. Konstipsi dapat terjadi bila
laktasif dihentikan
2. Cara baru koping dengan
perasaan ansietas dan takut akan membantu pasien mengatasi perasaan ini lebih
efektif, bantuan dalam pemberian perilaku maladaptif untuk tidak
makan/pesta-pembersihan
3. Latihan dapat membantu
pengembangan gambaran diri positif dan melawan depresi (mengeluarkan endorfin
dalam otak meningkatkan rasa sejahtera)
|
D. Evaluasi
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan
laktasif, dan/atau penyimpangan persepsi tentang tubuh
Hasil yang diharapkan:
a.
Pasien telah mencapai dan mempertahankan paling
sedikit 85% dari berat badan yang diharapkan
b.
Tanda-tanda vital, tekanan darah, pemeriksaan serum
dari laboratorium berada dalam batas-batas normal
c.
Pasien mengungkapkan pentingnya nutrisi yang cukup
d.
Mengikuti kembali pola makan yang normal
2.
Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder)
yang berhubungan dengan diet
Hasil yang diharapkan:
a.
Tanda-tanda vital pasien, tekanan darah, dan
pemeriksaan laboratorium serum dalam batas normal
b.
Tidak ada tanda-tanda ketidaknormalan dari turgor
kulit dan kekeringan kulit serta mukosa oral
c.
Klien menunjukkan keseimbangan antara masukan dan
haluaran
3.
Gangguan citra tubuh/harga diri berhubungan dengan
rasa takut yang tak wajar terhadap kegemukan
Hasil yang diharapkan
a.
Pasien mampu mengungkapkan aspek-aspek positif tentang
diri
b.
Pasen mengekspresikan minst terhadap kesejahteraan
orang lain dan berkurangnya renungan yang berlebihan tentang penampilan diri
c.
Pasien mengungkapkan bahwa bayangan tentang tubuh
gemuk adalah persepsi yang salah serta mendemonstrasikan kemampuan untuk
mengambil kendali terhadap kehidupan diri sendiri tanpa harus berlindung pada
perilaku makan yang maladaptif
4.
Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan
dengan kondisi dan kurangnya ketrampilan koping
Hasil yang diharapkan:
a.
Klien berusaha mempertahankan mempertahankan berat
badan
b.
Klien mencari sumber konseling untuk membantu
mengadakan perubahan
c.
Klien mengungkapkan pentingnya perubahan gaya hidup
untuk mempertahankan berat badan yang normal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar